MUSEUM KERIS DAN FOSIL
PADEPOKAN KERIS
BROJOBUWONO
Museum
Keris dan Fosil Padepokan Keris Brojobuwono merupakan sebuah museum yang
menyimpan ratusan koleksi keris dan ratusan koleksi fosil. Lokasi museum ini
terletak tidak jauh dari pusat kota Solo, yakni sekitar 30 menit perjalanan ke
arah utara kota Solo atau tepatnya di desa Wonosari kecamatan Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Museum ini resmi di perkenalkan kepada
masyarakat pada tanggal 26 April 2012.
Ide
pendirian museum ini sebenarnya sudah ada sejak Basuki Teguh Yuwono, seorang
pemerhati keris dan dosen ISI Surakarta ini tertarik dengan dunia perkerisan.
Melalui riset-riset yang dilakukannya, beliau telah berhasil mengumpulkan
banyak keris dari berbagai wilayah di nusantara. Oleh sebab itu, beliau juga
ingin menumbuhkan kepedulian dan rasa kecintaan masyarakat terhadap keris.
Terutama setelah keris telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan
budaya dunia. Itulah sebabnya, beliau berkeinginan untuk membuat museum yang
memamerkan koleksi keris sebagai koleksi utamanya. Namun, pendirian museum itu
akhirnya baru bisa terealisasi setelah bertemu dengan dr. Bambang Gunawan, Sp.
og, yang merupakan seorang pecinta keris.
Setelah
melewati beberapa kendala dalam mencari perizinan pendirian museum, keinginan
ini akhirnya terwujud dan akhirnya museum dibuka untuk umum pada tanggal 26
April 2012. Pengunjung yang merasa tertarik dengan keunikan keris sekaligus ingin
mempelajari sejarah, seni, dan falsafah yang terkandung di dalam keris bisa
belajar banyak di museum ini. Tidak hanya itu, museum juga memberikan
pendampingan dan pelatihan bagi pengunjung yang tertarik untuk mempelajari
tekhnologi pembuatan keris secara gratis. Perlu
diketahui bahwa museum ini sudah memiliki izin dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dan memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk mendirikan
sebuah museum. Untuk itulah, museum ini bekerja sama dengan museum Sangiran, karena
museum Sangiran diharapkan dapat memberikan pendampingan terhadap museum ini
agar koleksi-koleksinya bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat luas dan mendapat
penanganan sesuai persyaratan penanganan dan perlindungan benda cagar budaya.
Tampak depan Hall Museum Padepokan
Keris Brojobuwono
Koleksi
keris dan fosil yang tersimpan di museum ini adalah merupakan koleksi pribadi
dari dr. Bambang dan Pak Basuki serta ada juga yang merupakan sumbangan dari
masyarakat. Ada beberapa keris yang ditemukan di daerah sekitar pantai karena
umumnya keris-keris ini dahulu merupakan salah satu sesaji yang dilarung di
laut. Beberapa fosil yang tersimpan di museum ini ada yang didapatkan dengan
cara membeli dari penemunya sebagai penghargaan terhadap penemu. Fosil-fosil
yang tersimpan di museum ini pun sudah didata dan terintegrasi dengan museum di
Sangiran.
Fosil kepala banteng koleksi fosil
Padepokan Keris Brojobuwono
Sumber: Dokumen Pribadi
Koleksi
keris dan fosil ini pun ditata dan diklasifikasikan berdasarkan usia, keunikan
dan jenis keris tersebut. Sedangkan penyimpanan fosil dilakukan di ruang
tersendiri yang mengesankan seperti berada di dalam gua zaman prasejarah. Keadaan
koleksi-koleksi di museum ini relatif baik, meskipun ada beberapa koleksi yang
dibiarkan sebagaimana adanya atau dibiarkan alami sesuai dengan keadaan awal
ditemukan. Hal inilah yang juga menjadi salah satu keunikan dari museum ini. Di
masing-masing koleksinya pun sudah terdapat keterangan-keterangan yang dapat
memberikan informasi kepada pengunjung. Selain itu, pengunjung yang datang pun
akan selalu didampingi oleh seorang karyawan di sana, sehingga jika pengunjung
ingin menanyakan sesuatu hal yang lebih spesifik tentang keris bisa ditanyakan
kepada karyawan di sana. Pengunjung yang masuk dan melihat-lihat di dalam
museum ini tidak akan ditarik biaya masuk alias gratis.
Nampak koleksi keris yang ditata di
ruang koleksi keris Padepokan Keris Brojobuwono
Sumber: Dokumen Pribadi
Di
bagian belakang ruang museum, pengunjung dapat melihat cara pembuatan keris dan
kerajinan seni tempa lainnya seperti golok, pedang, kujang, mata tombak, dll.
Museum ini juga sudah melakukan upaya konservasi dan preservasi terhadap
koleksi-koleksinya. Selain itu, museum ini juga berusaha melestarikan keberadaan
keris dengan terus menciptakan keris-keris baru. Jika ada pengunjung yang
tertarik dan ingin belajar membuat keris, pengunjung bisa belajar di sana. Di
sisi lain museum ini, juga terdapat ruang khusus yang menyimpan souvernir
berupa hasil kerajinan yang berasal dari batu-batuan yang indah bentuk dan
warnanya. Kesan yang ditawarkan dari bangunan museum ini juga cukup indah dan
asri, sehingga pengunjung akan dimanjakan dengan hawa sejuk yang di taman
museum ini.
Nampak aktivitas penempaan keris di
Pedepokan Keris Brojobuwono
Sumber: Dokumen Pribadi
Aktifitas
museum ini bisa dikatakan cukup padat. Selain melakukan riset-riset mengenai
perkerisan, museum juga melakukan pendampingan kepada masyarakat dan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai pentingnya keris sebagai salah satu benda cagar
budaya yang sudah diakui dunia. Semua aktifitas yang menunjukkan budaya
pembuatan keris juga masih dipertahankan. Museum juga melakukan pendampingan
kepada orang-orang yang tertarik dengan dunia perkerisan tanpa menarik imbalan
apapun. Sebab, museum ini bisa terwujud karena adanya komitmen untuk
melestarikan budaya perkerisan di Indonesia dan sudah menjadi kewajiban kita
bersama untuk terus melestarikan berbagai peninggalan kebudayaan warisan nenek
moyang kita sendiri. Bangunannya yang indah dan asri membuat tempat ini cukup
nyaman dikunjungi sebagai salah satu lokasi wisata alternatif bagi anda yang
ingin belajar sekaligus bersantai.
Souvernir yang ditawarkan di ruang souvernir
Padepokan Keris Brojobuwono
Sumber: Dokumen Pribadi
Nah,
bagi anda yang mungkin tertarik dengan dunia perkerisan adalah suatu kewajiban untuk
mengunjungi museum ini, sebab museum ini dapat memberikan pengetahuan lebih
bagi anda yang tertarik dengan dunia perkerisan yang tidak akan didapat di
tempat lain. Sedangkan bagi anda yang masih awam mengenai dunia keris, tidak
ada salahnya untuk berkunjung ke museum ini, karena selain untuk belajar sudah menjadi
kewajiban kita sebagai generasi penerus untuk mengenal dan melestarikan warisan
budaya leluhur kita sendiri, apalagi UNESCO pun sudah mengakuinya.
permisi... ini posisi musiumnya dimana yah? alamat lengkapnya begitu. sama ada nomor telepon
BalasHapusmusium kris ini masih kurang informasi, jam operasinya? harga tiket masuk? kalau rombongan langsung datang apa konfirmasi dahulu? terima kasih mas
BalasHapus